Powered By Blogger

Selasa, 17 Juni 2014

Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan Perusahaan

A.  Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan Perusahaan
1.    Pengertian Manajemen Keuangan Perusahaan
Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan, dimana fungsi manajemen keuangan meliputi penghimpunan dan pendayagunaan dana. Karena itu, manajemen keuangan sering dipadamkan dengan manajemen aliran dana (Husnan, 1994; Anoraga dan Soegiastuti, 1996).
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan Manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-urahnya dan menggunakannya seefektif, seefisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (aloocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
a.    Liefman : usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
b.    Suad Husnan : manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
c.    Grestenberg : how business are organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof business are distributed.
d.   James Van Horne: segala aktivitas yang berhubungan dengen perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
e.    Bambang Riyanto: keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggungjawabnya  berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi: keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan. (Weston dan Copeland, 1992:2)
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, pengenggaran, peeriksaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimilikioleh organisasi atau perusahaan.
Peranan aspek keuangan biasanya sangat erat hubungannya dengan manajemen puncak pada struktur organisasi perusahaan, oleh karena itu keputusan-keputusan di bidang keuangan menentukan hidup matinya perusahaan.[1]
2.    Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi pokok manajemen keuangan antara lain menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen pada suatu perusahaan.tugas pokok Manajer keuangan adalah merencanakan untuk memperoleh dana menggunakan dana tersebut untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek, yaitu:
a.    Aspek yang pertama yaitu dalam perencanaan dan prakiraan, di mana manajer keuanagan harus bekerja sama dengan para manajer yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.
b.    Aspek yang kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaannya, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
c.    Aspek yang ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manjer lain diperusahaan agar perusahaan dapat beropersi seefisien mungkin.
d.   Aspek yang keempat menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal.
Dari keempat aspek tersebut di atas disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuanngan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.[2]
Adapun fungsi manajemen keuangan yaitu:
a.    Perencanaan Keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
b.    Penganggaran Keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
c.    Pengelolaan Keuangan
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
d.   Pencarian Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
e.    Penyimpanan Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan dserta menyimpan data tersebut dengan aman.
f.     Pengendalian Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
g.    Pemeriksaan Keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
B.  Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan
1.    Peran Manajer Keuangan
Kesuksesan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan manajer keuangan untuk beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan dana perusahaan sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam aset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijaksana.
Apabila perusahaannya dapat dikembangkan dengan baik oleh manajer keuangan, maka pada gilirannya kondisi perekonomian secara keseluruhan juga menjadi lebih baik. Seandainya secara lebih luas dana-dana dialokasikan secara tidak tepat, maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat. Dalam suatu perekonomian, efisiensi alokasi sumber-sumber daya adalah sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi secara optimal.
Hal ini juga penting untuk menjamin bahwa individu-individu dapat mencapai kepuasaan tertinggi bagi kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Jadi, melalui investasi, pembelanjaan dan pengelolaan aset-aset secara efisien, manajer Keuangan memberi sumbangan terhadap pertumbuhan kekayaan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
2.    Tugas Manajer Keuangan
Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :
a.    Perolehan dana dengan biaya murah
b.    Penggunaan dana efektif dan efisien
c.    Analisis laporan keuangan
d.   Analisis lingkungan internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus.
Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut lima aspek, yaitu:
a.    Peramalan dan perencanaan
Mengkoordinasi proses perencanaan yang akan membentuk masa depan perusahaan.
b.    Keputusan-keputusan investasi dan pendanaan
Membantu dan menentukan tingkat penjualan perusahaan yang optimal, memutuskan aset spesipik yang harus diperoleh, dan memilih cara terbaik untuk mendanai aset.
c.    Koordinasi dan kontrol
Berinteraksi dengan karyawan-karyawan lai untuk memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi seefisien mungkin.
d.   Berinteraksi dengan pasar keuangan
Berinteraksi untuk mendapatkan atau menanamkan dana perusahaan.
e.    Manajemen risiko
Bertanggung jawab untuk program manajemen risiko secara keseluruhan termasuk mengidentifikasi risiko dan kemudian mengelolanya secara efisien.
Dari kelima asepek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai persahaan.
3.    Tanggung Jawab Manajer Keuangan
Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Adapun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga jenis :
a.    Mengambil keputusan investasi/pembelanjaan aktif (investment decision) menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekelompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan.
1)   Implementasi dari allocation off funds (aktivitas penggunaan dana).
2)   Allocation of funds bisa dalam jangka pendek dalam bentuk working capital, berupa aktiva lancar atau jangka panjang dalam bentuk capital investment, berupa aktiva tetap.
3)   Tercermin disisi aktiva (kiri) sebuah neraca. Komposisi aktiva harus ditetapkan misalnya berapa aktiva total yang dialokasikan untuk kas atau persediaan, aktiva yang secara ekonomis tidak dapat dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.          
b.    Mengambil keputusan pendanaan/pembelanjaan pasif (financing decision) menyangkut masalah pemulihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling muarh.
1)   Implementasi dari rasing of funds (aktivitas perolehan dana), meliputi besarnya dana, jangka waktu penggunaan, asalnya dana serta, persyaratan-persyaratan yang timbul karena penarikan dana tersebut.
2)   Hasil financing dicision tercermin di sebelah kanan neraca.
3)   Raising of funds bisa diperoleh dari internal (modal sendiri) meliputi : saham preferen, saham biasa, laba ditahan dan cadangan, maupun eksternal (modal asing) jangka pendek maupun jangka panjang. Sumber dana jangka pendek, misalnya utang dagang (trade payabel atau open account) utang wesel (notes payable), utang gaji, utang pajak. Sumber dana jangka panjang misalnya, utang bank, dan obligasi.
c.    Mengambil keputusan dividen (dividend decision) menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham.
1)   Berhubungan dengan penentuan persentase dari keuntungan neto yang akan dibayarkan sebagai cash dividend.
2)   Penentuan stock dividend dan pembelian kembali saham.
Keputusan-keputusan tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh perusahaan, yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah harga yang terbentuk seandainya perusahaan dijual. Apabila perusahaan “go public” maka nilai perusahaan ini akan dicerminakan oleh harga saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur sehingga merekan menjadi lebih senang.
Kegiatan mencari alternatif sumber dana menimbulkan adanya arus kas masuk, sementara kegiatan mengalokasikan dana dan pembayaran dividen menimbulkan arus kas keluar, maka manajemen keuangan sering disebut manajemen aliran (arus) kas.
C.  Capital Budgeting (Penganggaran Modal)
Penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelajaran pengeluaran modal minsalnya untuk pembelian equinpment baru untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.
Penganggaran modal melibatkan suatu pengikut (penanaman) dana dimasa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki dimasa mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung risiko. Seluruh proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan pengeluran dan jangka waktu pengembaliannya melebihi satu tahun. Termasuk dalam kategori pengeluaran dana ini adalah pengeluaran dana untuk pembeli aktiva tetap seperti tanah, bangunan, dan peralatan lainnya.
Motif-motif yang sering dipakai orang dalam penggunaan penganggaran modal:
1.    Expansi (perluasan) untuk membuka cabang. Dalam investasi awal diperlukan modal yang cukup besar.
2.    Replacement (penggantian) mengganti sesuatu yang sudah usang menjadi baru.
3.    Renewal (pembaharuan) tambal sulam lain-lain: mau dijadikan paten, trademark (dalam aktiva yang tidak berwujud).
a.    Istilah-istilah dalam Capital Budgeting
1)   Independent projects. Proyek yang tidak ada keterkaitannya dengan proyek lainnya. Contoh: buka bisnis salon dan buka resto.
2)   Mutually exclusive project. Proyek-proyek yang tidak ada hubungannya tapi terkait oleh keterbatasan dana.
3)   Unlimited fund. Proyek dengan dana yang tidak terbatas.
b.    Metode yang mendasarkan perhitungan atas keuntungan akuntansi dan metode yang mendasarkan perhitunganatas dasar cash flow (arus kas masuk). Arus kas masuk dari penjualan barang dan jasa, pendapatan dividen, pendapatan bunga, dan penerimaan operasi lainnya. Setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam aliraqn kas, yaitu:
1)   Aliran kas keluar netto (net cash outflow), yaitu aliran uang tunai yang dibutuhkan untuk investasi baru.
2)   Aliran kas masuk netto (net cash inflow), yaitu aliran uang tunai masuk sebagai hasil dari investasi baru dan sering pula disebut net cash proceeds.
Ada beberapa metode dalam perhitungan atau penilaian investasi yaitu:
1)   Metode Average Rate of Return
Metode ini mengukur beberapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan denga total average investment. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam persentase. Angka ini kemudian diperbandingkan tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang disyaratka proyek ditolak.
Kelebihan metode ini yaitu:
a)    Sederhana dan mudah dimengerti.
b)    Metode ini menggunakan data akuntansi yang sudah tersedia sehingga tidak memerlukan tambahan.
Kelemahan dari metode ini yaitu:
a)    Tidak memperhitungkan “time value of money”.
b)   Menitikberatkan pada laba akuntansi dan bukan pada arus kas dari investasi yang bersangkutan.
c)    Merupakan pendekatan jangka pendek denga menggunakan angka rata-rata yang menyesatkan.
d)   Kurang memperhatikan jangka waktu investasi.
2)   Metode Payback
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, karena dasar yang digunakan adalah aliran kas, buka laba. Karena itu satuan hasilnya buka persentase, tapi satuan waktu. Kalau periode payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak.
Namun problem utamanya adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka pembanding. Dalam praktiknya, yang dipergunakan adalah payback umumnya dari perusahaan-perusahaan yang sejenis.
Kelemahan lain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Akhirnya kelemahan pertama diatasi oleh metode Discounted Cash Flow.
Misalnya proyek A dengan investasi 20 juta, denga usiaekonomis 6 tahun, memiliki aliran kas 6,5 juta per tahun. Proyek B denga investasi 20 juta juga, usia ekonomis 10 tahun, aliran kas 6 juta per tahun. Tingkat bunga yang dianggap relevan adalah 10%. Maka dalam waktu kurang 4 tahun, investasi A akan kembali, sedangkan investasi B membutuhkan waktu lebih 4 tahun.
Namun secara total investasi B akan memberikan tambahan kas yang lebih banyak (karena usia ekonomis yang lebih lama). Jadi dengan DFC ini hanya menyelesaikan masalah diabaikannya nilai waktu uang saja, tetapi belum dapat mengatasi masalah diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Namun demikian cara ini tetap populer digunakan, namaun hanya sebagai pelengkap penilaian investasi saja, terutama untuk perusahaan yang menghadapi problem likuiditas atau kelancaran keuangan jangka pendek.  
3)   Metode Net Pesent Value
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di mas yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai nilai sekarang investasi, maka proyek ini dikatakan menguntungkan dsehingga diterima. Sedangkan apabila nilainya kecil (NPV negatif), proyek ditolak karena merugikan.
Metode ini cukup populer digunakan dalam penilaian investasi, karena mampu mengatasi kelemaha dari metode penilaian lain, yaitu memerhatikan nilai waktu dari uang (time value of money). Net present value dari suatu investasi didefinisikan sebagai pengurangan dari present value cash outflow (proceeds) dikurangi present value cash outflow (outlays).
Jika
Artinya
Sehingga
NPV > 0
Investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan.
Proyek bisa dijalankan
NPV < 0
Investasi yang dilakukan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Proyek ditolak
NPV = 0
Investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung atau rugi.
Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuntungan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap pisitioning perusahaan.
4)   Metode Internal Rate of Return
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka dikatakan menguntungkan, tetapi apabila tingkat bunganya lebih kecil maka investasi dikatakan merugikan.
5)   Metode Profitability Index
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Apabila Profitability Index (PI)-nya lebih besar daripada 1, maka proyek dikatakan menguntungkan, tetapi apabila kurang, maka dikatakan tidak menguntungkan. Sebagaiman metode NPV, maka metode ini perlu menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan dipergunakan.
c.    Perencanaan Keuangan (Financial Planning)
Kunci dari manajemen keuangan yang efektif adalah pembuatan rencana keuangan. Rencana keuangan adalah rencana usaha untuk mencapai posisi keuangan yang di cari di masa yang akan datang.
1)   Mengapa Perusahaan Membutuhkan Dana
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk tetap beroperasi, karena kegagalan dalam membayar pemasok dapat membuat bangkrutnya uasaha. Manajer harus dapat membedakan dua jenis pengeluaran:
a)    Pengeluaran jangka pendek (Short Term/Operatinge Expenditures)
b)   Pengeluaran jangka panjang (Long Term/Capital Expenditures)
2)   Pembelanjaan atau Pembiayaan Perusahaan (Corporate Financing)
Untuk memenuhi kebutuhan akan pengeluaran jangka pendek maupun panjang, perusahaan membutuhkan dana yang tidak saja dapat dipenuhi oleh kemampuan modal awal dari pemilik serta kemampuannya dalam menghasilkan laba, tetapi juga dana dari luar perusahaan seiring dengan perkembangan kemajuan usahanya.
d.   Sumber Dana Jangka Pendek
Sumber dana jangka pendek meliputi:
1)   Trade Credit (utang dagang) berfungsi sebagai sumber dana bagi perusahaan, barang telah dapat didterima tetapi pembayarannya diserahkan kemudian. Pinjaman bank jangka pendek dengan jaminan (Scured Short Term Loan) merupakan sumber dana jangka pendek yang sangat penting. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan (Unsecured Short Term Loan) pinjaman ini merupakan sssumber dana jangka pendek yang penting bagi perusahaan. Dengan jenis pinjaman ini, perusahaan tidak perlu menyerahkan jaminan kepada bank.
2)   Letter Of Credit yaitu janji tertulis dari bank bagi pihak pembeli untuk membayar sejumlah uang kepada perusahaan yang dituju (penjual) bila sejumlah kondisi telah terpenuhi.
3)   Commercial Paper yaitu surat berharga yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan besar dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya.
4)   Faktoring, Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cepat melalui faktoring yaitu dengan menjual piutang perusahaan kepada perusahaan 5 fakto (perusahaan pembali piutang) yang biasanya adalah lembaga keuangan.
e.    Sumber Dana Jangka Panjang
Pada umumnya perusahaan membutuhkan dana jangka panjang untuk memennuhi pengeluaran jangka panjangnya, seperti pembelian aktiva tetap, agar bisa memulai usahanya, perusahaan harus mengeluarkan dana untuk bangunan dan peralatan. pencarian dana jangka panjang diperoleh dari:
1)   Pembelian melalui utang
a)    Utang jangka panjang
b)   Obligasi perusahaan
2)   Pembiayaan dengan modal sendiri (Equity Financing)
a)    Saham biasa
b)   Laba ditahan
D.  Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan manajemen keuangan perusahaan adalah memaksimalkan nilai kekayaan para pemegang saham. Nilai kekayaan dapat dilihat melalui perkembangan harga saham (common stock) perusahaan di pasar.[3]
Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian keefesienan yaitu:
1.    Tujuan normatif manajemen keuangan
Mazimization wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkannilai perusahaan.
a.    Tujuan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
b.    Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
c.    Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
d.   Memaksimalkan kemakmuaran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
e.    Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.
2.    Nilai perusahaan yang belum go-public dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual.
Nilai aset (laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungankerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:
a.    Perusahaan belum/tidak go-public harga seandainya perusahaan dijual.
b.    Perusahaan go-public harga saham yang dijal-belikan dipasar modal.
Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian:
a.    Memaksimalisasikan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba:
1)   Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasil penjualan saham diinvestasikan pada deposito atau obligasi pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar  tetapi keuntungan per lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehingga kondisi perusahaan tidakbaik.
2)   Terminologi profit memiliki pengertianganda, disebabkan terdapat banyak definisi profit.
b.    Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba perlembar  saham (earning per share= EPS) alasannya:
1)   Tujuan memaksimalkan laba tidak memerhatikan waktu danlamanya keunutngan yang diharapkan.
2)   Tidak mempertimbangkan risikoatau ketidakpastian dari keuntungan dimasa yang akan datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.
E.  Prinsip Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan bukan hanya membahas seputar pencatatan akuntansi. Manajemen keuangan merupakan bagian terpenting dari menajemen program dan tidak boleh dipandang sebagai suatu aktivitas mandiri yang menjadi pekerjaan orang keuangan (bendahara), tetapi merupakan tugas bersama. Manajemen keuangan pada NGO lebih diibaratkan pada pemeliharaan suatu kendaraan. Apabila manusia tidak memberinya bahan bakar dan oli yang bagus serta service teratur, maka kendaraan tersebut tidak akan berfungsi secara baik yaitu efektif dan efisien. Lebih parah lagi, kendaraan tersebut dapat merusak ditengah jalan dan pasti akan gagal dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam praktiknya, manajemen keuangan adalah tindakan yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi atau menjaga kestabilan keuangan perusahaan agar tetap berjalan dengan baik sehingga tercapai tujuan yang akan dicapai. Untuk itu, dalam membangun sistem manajemen keuangan yang baik perlu adanya identifikasi secara seksama mengenai prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik. Ada 7 prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan:
1.    Konsistensi (Consistency)
Sistem dan kebijakan dari organisasi (perusahaan) harus konsisten / stabil dari waktu ke waktu. Hal ini diartikan bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi perubaha di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen keuangan perusahaan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi/ketidaktransparanan dalam pengelolaan keuangan.
2.    Akuntabilitas (Accountabilily)
Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum yang melekat pada individu, kelompok atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau kewenangan yang diberikan kepada pihak ketiga yang telah digunakan. NGO mempunyai kewajiban secara operasional, moral dan hukum, untuk menjelaskan semua keputusan dan tindakan yang telah merekaambil. Organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana NGO menggunakan sumber dayanya dan apa yang telah dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana dana dan kewenangan digunakan. 
3.    Transparansi (Transparency)
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan termasuk di dalamnya menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
4.    Kelangsungan Hidup (Viability)
Kelangsungan hidup termasuk prinsip manajemen keuangan perusahaan hal ini dimaksudkan agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi. Manajer organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukkan bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya dan memenuhi kebutuhan keuangannnya.
5.    Integritas (Integrity)
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.
6.    Pengelolaan (Stewardship)
Organisasi harusdapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara praktik, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan dengan baik melalui: berhati-hati dalam perencanaan strategik, identifikasi risiko-risiko keuangan dan membuat sistem pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan organisasi.
7.    Standar Akuntansi (Accounting Standars)
Sistem akutansi dan keuangan yang digunakan organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akutansi yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi.
Bahan Praktek Download disini


[1] Kirbrandoko, dkk, 1986, Manajemen Keuangan Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga), hlm. 6.
[2] Kirbrandoko, dkk, 1986, Manajemen Keuangan Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga), hlm. 3-4.
[3] Harmono, 2009, Manajemen Keuangan. (Jakarta PT Bumi Aksara), hlm. 1.