Powered By Blogger

Minggu, 24 April 2016

MASALAH SOVER PARAMETER EXCEL

Pada posting sebelumnya telah kita pahami pentingnya kompetensi problem solving dalam kehidupan sehari-hari dalam menyelesaikan masalah termasuk masalah di proyek yang kompleksitasnya tinggi. Pada posting kali ini akan diberikan informasi mengenai dasar-dasar kompetensi problem solving.
Sejarah Awal
Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorang profesor filosofi di Columbia University. Dalam bukunya tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yg terlibat dlm memecahkan masalah status kontroversi secara memadai yaitu:
1. Mengenali kontroversi
2. Menimbang klaim alternatif
3. Membentuk penilaian
Pemahaman Dasar
Dalam rangka mempercepat pemahaman dalam rangka aplikasi metode problem solving yang efektif di proyek, berikut diberikan definisi terkait dengan Problem Solving:
  • Gejala adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah. Sangat sering para manajer melihat gejala dari pada masalah. Gejala menarik perhatian manajer melalui lingkaran umpan balik. Namur gejala tidak mengungkapkan seluruhnya, bahwa suatu masalah adalah penyebab dari suatu persoalan, atau penyebab dari suatu peluang.
  • Masalah adalah jarak yg membentang antara keadaan sekarang vs tujuan yg hendak dicapai / suatu kondisi yg berpotensi menimbulkan kerugian luar biasa / keuntungan luar biasa. Masalah terdiri dari:
1.      Masalah terstruktur terdiri dari elemen2 dan hubungan2 antar-elemen yg semuanya dipahami oleh pemecah.
2.      Masalah tak terstruktur berisikan elemen2 atau hubungan2 antar elemen yg tdk dipahami oleh pemecah masalah.
3.      Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian elemen2 atau hubungan yg dimengerti oleh pemecah masalah. Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit permasalahan yg sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak terstruktur. Sebagaian besar adalah masalah semi-terstruktur.
  • Setiap problem / masalah berisi tiga ciri :
1.          The initial state (keadaan awal) : menggambarkan situasi dimulainya dari problem.
2.          The goal state (mencapai tujuan) : tujuan tercapai bila anda menyelesaikan masalah.
3.          The obstacles (tantangan) : menggambarkan pembatasan yang membuat sulit memulai/meneruskan dari keadaan awal ke tujuan. Tantangan adalah hipotesis problem yang seharusnya mengikuti
Bentuk Berfikir Problem Solving
Dalam proses analisa situasi, dibutuhkan pula proses berfikir /  transfer of training sebab pada hakikatnya berfikir adalah sebuah latihan yg dilakukan secara terus menerus sehingga kerangka logis dan kebiasaan kerja keras dalam berfikir dapat berakibat pada kemajuan berfikir untuk bidang lain. Adapun bentuk2 berfikir dalam hubungannya dengan proses pemecahan masalah:
1.     Berfikir dengan pengalaman, pada bentuk ini seseorang lebih banyak menghimpun pengalaman2 dlm menyelesaikan masalah.
2.     Berfikir representative, pada bentuk ini proses berfikir sangat tergantung pada tanggapan dan ingatan2 saja.
3.     Berfikir creative, bentuk ini menekankan pentingnya menghasilkan temuan2 baru dgn menggunakan metode2 yg telah ada /dgn mengajukan metode baru yg lebih cocok.
4.     Berfikir reproduktif, metode ini dengan memikirkan kembali dan mencocokkan dengan sesuatu yg telah terfikirkan sebelumnya.
5.     Berfikir rasional, dalam menghadapi masalah maka dibutuhkan proses berfikir logis atau menggunakan keaktifan logis.
Berfikir kreatif tidak dimiliki sejak lahir, tapi akan didapat dan ditingkatkan melalui suatu latihan langsung. Otak adalah sebuah mobil yg didesign bagus, tapi perlu pengemudi yg  terlatih, efektif & efisien.
Gaya / Style Terhadap Masalah
Pimpinan dapat dibagi  dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan masalah (problem solving styles), yaitu bagaimana mereka menghadapi masalah.
1.          Penghindar masalah (problem avoider). Pemimpin kelompok ini mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua baik-baik saja. Berusaha menghalangi kemungkinan masalah dgn mengabaikan informasi / menghindarinya sepanjang perencanaan.
2.          Pemecah masalah (problem solver). Pemimpin jenis ini tidak mencari masalah, tetapi juga tidak menghindarinya. Jika timbal statu masalah, maka masalahnya akan diselesaikan.
3.          Pencari masalah (problem seeker). Pemimpin jenis ini biasanya dapat menikmati pemecahan masalah dan selalu mencarinya.
Tujuh Kerangka Berpikir Problem Solving
Ada tujuh kerangka berfikir dalam problem solving, yaitu:
1. Originalitas dan Kemandirian, pendekatan originalitas dan kemandirian ini menjadi dasar agar tidak selalu bertitik tolak pada permasalahan biasa, tetapi masuk pada kondisi untuk mencari sesuatu yg baru dalam pemecahan masalah.
2. Menentukan Target, menentukan target yg tepat dan berkonsentrasi kepadanya dengan menyortir kegiatan2 yang berhubungan langsung dengan target tersebut.
3. Memecahkan Masalah Berulang-ulang, embuat model permasalahan, melakukan simulasi, dan mencoba model tersebut kepada permasalahan yg lain, lalu mensimulasinya kembali secara berulang2, sehingga jawaban dari permasalahan yg terjadi memiliki sifat stabil.
4. Memiliki Sistem Khusus, keberhasilan memecahkan suatu masalah akan memunculkan masalah lain. Hal ini karena satu masalah yg kita hadapi adalah bagian dari sistem permasalahan yg integral, sehingga diperlukan sistem pemecahan masalah yg mencakup keleluasaan elemen dan dimensi permasalahan yg sedang dihadapi.
5. Mengumpulkan Informasi yg Akurat, informasi yg akurat menentukan keberhasilan pemecahan masalah. Ini termasuk keahlian dlm mencari & meracik berbagai informasi yg didapatkan.
6. Orientasi kepada Orang Lain, pemecahan suatu masalah harus bersifat universal, sehingga setiap orang yg memiliki permasalahan yg sama bisa memecahkan masalah dengan menggunakan pendekatan yg pernah dilakukan pendahulunya.
7. Memperbaiki Jadwal dan Program Kerja, kunci dalam memecahkan masalah yaitu menentukan tujuan atau target yg lebih besar, lalu menentukan pembaharuan sebagai antisipasi kemungkinan terjadinya masalah baru, lalu dilakukan dengan keyakinan dan manajemen yg baik.
Langkah Sistematis Problem Solving
Terdapat beberapa langkah yang sistematis dalam problem solving, yaitu:
1.          Tetapkan Tujuan
2.          Tulis / petakan permasalahan yg ada
3.          Cari akar permasalahan yang mungkin
4.          Kembangkan hipotesis
5.          Tetapkan analisis dan informasi yang diperlukan untuk menguji hipotesis
6.          Kembangkan berbagai alternatif solusi
7.          Seleksi alternatif solusi
8.          Susun prioritas tindakan
9.          Kembangkan rencana implementasi

Untuk Bahan  Download File Sover 

Rabu, 20 April 2016

SOLVER PARAMETER EXCEL
Solver adalah program tambahan Microsoft Excel yang bisa Anda gunakan untuk analisis bagaimana-jika. Gunakan Solver untuk menemukan nilai optimal (maksimum atau minimum) untuk rumus di dalam satu sel — yang disebut sel tujuan — tunduk pada batasan, atau batas, pada nilai dari sel rumus lain pada lembar kerja. Solver bekerja dengan grup sel, yang disebut variabel keputusan atau sel variabel sederhana yang digunakan dalam penghitungan rumus di dalam sel tujuan dan batasan. Solver menyesuaikan nilai di dalam sel variabel keputusan untuk memenuhi batas pada sel batasan dan memberikan hasil yang Anda inginkan untuk sel tujuan

  Menetapkan dan menyelesaikan masalah

  1. Pada tab Data, di grup Analisis, klik Solver.
    Grup Analisis pada tab Data

    Jika perintah Solver atau grup Analisis tidak tersedia, Anda harus mengaktifkan Solver add-in.
    Cara mengaktifkan add-in Solver 
    1. Klik tab File, klik Opsi, lalu klik kategori Add-In.
    2. Di dalam kotak Kelola, klik Add-in Excel, lalu klik Buka.
    3. Di dalam kotak Add-in tersedia, pilih kotak centang Add-in Solver, lalu klik OK.
  1. Di dalam kotak Tetapkan Tujuan, masukkan referensi sel atau nama untuk sel tujuan. Sel tujuan harus berisi sebuah rumus.
  2. Lakukan salah satu hal berikut ini:
    • Jika Anda ingin nilai sel tujuan menjadi sebesar mungkin, klik Maks.
    • Jika Anda ingin nilai sel tujuan menjadi sekecil mungkin, klik Min.
    • Jika Anda ingin sel tujuan menjadi nilai tertentu, klik Nilai sebesar, lalu ketik nilai di dalam kotak.
  3. Di kotak Dengan Mengubah Sel Variabel, masukkan nama atau referensi untuk setiap rentang sel variabel keputusan. Pisahkan referensi yang tidak berdekatan dengan koma. Sel variabel harus terkait langsung atau tidak langsung dengan sel tujuan. Anda dapat menetapkan sampai 200 sel variabel.
  4. Di kotak Tunduk pada Batasan, masukkan batasan apa saja yang ingin Anda terapkan dengan melakukan hal berikut ini:
    1. Di kotak dialog Parameter Solver, klik Tambahkan.
    2. Di dalam kotak Referensi Sel, masukkan referensi sel atau nama rentang sel yang ingin Anda batasi nilainya.
    3. Klik hubungan ( <=, =, >=, int, bin, atau dif ) yang Anda inginkan antara referensi sel dan batasan. Jika Anda klik int, bilangan bulat akan muncul di kotak Batasan. Jika Anda mengklik bin, biner nampak di dalam kotak Batasan. Jika Anda mengklik dif, alldifferent nampak di dalam kotak Batasan.
    4. Jika Anda memilih <=, =, or >= untuk hubungan di dalam kotak Batasan, ketikkan nomor, referensi sel atau nama, atau rumus.
    5. Lakukan salah satu hal berikut ini:
      • Untuk menerima batasan dan menambah batasan yang lainnya, klik Tambahkan.
      • Untuk menerima batasan dan kembali ke kotak dialog Parameter Solver, klik OK.
        Catatan    Anda dapat menerapkan hubungan int, bin, dan dif hanya dalam batasan pada sel variabel keputusan .
        Anda dapat mengubah atau menghapus batasan yang ada dengan melakukan hal berikut ini:
    6. Di dalam kotak dialog Parameter Solver, klik batasan yang ingin Anda ubah atau hapus.
    7. Klik Ubah lalu buat perubahan Anda, atau klik Hapus.
  5. Klik Selesaikan dan lakukan salah satu hal berikut ini:
    • Untuk menyimpan nilai solusi pada lembar kerja, di kotak dialog Hasil Solver, klik Pertahankan Solusi Solver.
    • Untuk memulihkan nilai awalnya sebelum Anda mengklik Selesaikan, klik Pulihkan Nilai Asli.
    • Anda dapat menyela proses solusi dengan menekan Esc. Excel menghitung ulang lembar kerja dengan nilai terakhir yang ditemukan untuk sel variabel keputusan.
    • Untuk membuat laporan yang berdasarkan solusi Anda setelah Solver menemukan solusi, Anda bisa mengklik tipe laporan di dalam kotak Laporan lalu klik OK. Laporan dibuat pada lembar kerja baru di dalam buku kerja Anda. Jika Solver tidak menemukan solusi, maka hanya laporan tertentu atau tidak ada laporan yang tersedia.
    • Untuk menyimpan nilai sel variabel keputusan Anda sebagai sebuah skenario yang bisa Anda tampilkan kemudian, klik Simpan Skenario di dalam kotak dialog Hasil Solver, lalu ketik nama untuk skenario di dalam kotak Nama Skenario.

Menelusuri solusi uji coba Solver

  1. Setelah Anda menentukan permasalahan, klik Opsi di dalam kotak dialog Parameter Solver.
  2. Di kotak dialog Opsi, pilih kotak centang Perlihatkan Hasil Perulangan untuk melihat nilai setiap solusi uji coba, lalu klik OK.
  3. Di kotak dialog Parameter Solver, klik Selesaikan.
  4. Di kotak dialog Perlihatkan Solusi Uji Coba, lakukan salah satu hal berikut ini:
    • Untuk menghentikan proses solusi dan menampilkan kotak dialog Hasil Solver, klik Hentikan.
    • Untuk meneruskan proses solusi dan menampilkan solusi uji coba selanjutnya, klik Lanjutkan.

Mengubah cara Solver menemukan solusi

  1. Di kotak dialog Parameter Solver, klik Opsi.
  2. Pilih atau masukkan nilai untuk setiap opsi pada tab Semua Metode, GRG Nonlinear, dan Evolusioner di dalam kotak dialog.

Menyimpan atau memuat model masalah

  1. Di kotak dialog Parameter Solver, klik Muat/Simpan.
  2. Masukkan rentang sel untuk area model, dan klik Simpan atau Muat.
    Ketika Anda menyimpan sebuah model, masukkan referensi untuk sel pertama daerah vertikal untuk sel kosong yang ingin Anda tempatkan model masalahnya. Ketika Anda memuat sebuah model, masukkan referensi untuk seluruh rentang sel yang berisi model masalah.
    Tips    Anda dapat menyimpan pilihan terakhir di kotak dialog Parameter Solver dengan lembar kerja dengan meyimpan buku kerja. Setiap lembar kerja di dalam buku kerja bisa mempunyai pilihan Solver sendiri, dan semuanya tersimpan. Anda juga dapat menetapkan lebih dari satu masalah untuk lembar kerja dengan mengklik Muat/Simpan untuk menyimpan masalah secara individual.

Metode penyelesaian menggunakan Solver

Anda dapat memilih dari ketiga algoritma atau metode penyelesaian di dalam kotak dialog Parameter Solver:
  • Generalized Reduced Gradient (GRG) Nonlinear    Gunakan untuk masalah non linear yang halus.
  • LP Simplex    Gunakan untuk masalah linear.
  • Evolusioner    Gunakan untuk masalah yang tidak halus.
    FROM https://support.office.com/id-id/article/Menetapkan-dan-menyelesaikan-masalah-dengan-menggunakan-Solver-5d1a388f-079d-43ac-a7eb-f63e45925040

Jumat, 01 April 2016

Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi


Pembangunan Ekonomi tak dapan lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksut dengan pertumbuhan ekonoi adalah proses kenaikan produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
1.      Pembangunan sebagai suatu proses
Artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap yang harusdijalani oleh setiap masyarakat atau bangsa.
2.      Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Artinya sebagai suatu usaha pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita.
3.      Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Artinya suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung menigkat.
A.                 Bagaimana peristiwa reformasi paradigma ekonomi di masa yang lalu ?
Sabtu 12 Februari 2011, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Ir. Hatta Radjasa menyampaikan materi kuliah umum yang bertempat di Aula Barat ITB. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan kuliah umum dengan tema “Peluang dan Tantangan Ekonomi dan Geopolotik Indonesia”.
Beliau menyampaikan visinya yang berupa Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia selama beberapa tahun belakangan ini, yang telah mengalami beberapa kali reformasi dalam segala bidang, salah satunya ekonomi.
Yang diawali pada tahun 1997, terjadi peristiwa reformasi yang menyebabkan perekonomian luluh lantak hingga mencapai titik terendah dalam sejarah perekonomian bangsa. Luluh lantaknya perekonomian pada masa ini, hampir menyebabkan terpecahnya Indonesia menjadi negara Balkan.
Sejalan dengan reformasi Indonesia, perekonomian Indonesia pun bereformasi dari sistem perekonomian otoriter menjadi demokrasi, dari perekonomian sentralisasi menjadi desentralisasi.
Sampai tahun 2004, walaupun belum menunjukkan kepulihan total, perekonomian Indonesia mulai merangkak perlahan menuju kondisi yang lebih baik. Hampir seluruh pendapatan negara pada waktu itu digunakan untuk membayar hutang. Tingkat kemiskinan dan pengangguran meningkat tajam.
Pada tahun 2010, perekonomian tumbuh semakin baik, bakan beberapa melebihi target yang ditetapkan. Hutang mulai berkurang, meskipun tingkat kesenjangan masih tinggi.
Visi 2025 sebagai paradigma baru perekonomian Indonesia, akan lebih berkonsentrasi pada perekonomian yang berbasis nasional dan sumber daya alam. Selama ini, Indonesia adalah negara yang mengandalkan sumber daya alam bahan mentah sebagai pemasukan utamanya. Indonesia hanya menjual sumber daya tersebut ke negara asing.
Sumber daya alam yang selama ini hanya sebagai sumber devisa, akan menjadi pusat utama industri dan pertumbuhan ekonomi yang sepenuhnya untuk kepentingan nasional. Seluruh sumber daya alam akan diolah dan diproduksi di dalam negeri. Tidak hanya di pulau Jawa, tetapi juga di seluruh pulau di Indonesia dengan membangun kluster-kluster industri.
Guna mewujudkan Visi 2025 ini, bangsa kita masih harus menghadapi tantangan, antara lain: kesenjangan pembangunan antar wilayah dan infrastruktur yang terbatas. Namun di sisi lain, kita memiliki sumber daya manusia yang melimpah dan kekayaaan sumber daya alam sebagai modal awal.
Sayangnya kualitas manusia Indonesia masih harus ditingkatkan untuk dapat menggali potensi sumber daya alam. Di sinilah peran institusi pendidikan seperti Institut Teknologi Bandung, sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi, untuk mencetak manusia yang berkualitas, berinovasi, dan kreatif, sehingga dapat menggerakkan roda industri dan ekonomi Indonesia.
B.                 Apa Kebijakan Pembangunan Nasional ?
Pembangunan di Indonesia senantiasa diarahkan agar perekonomian Indonesia mengalami akselerasi pertumbuhan yang tinggi, baik pada Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I) maupun Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II). Pemerintah Indonesia berpedoman bahwa persoalan pertumbuhan ekonomi adalah masalah ekonomi jangka panjang, sehingga mesti diletakkan dalam setiap kerangka pembangunan jangka panjang. Jangka waktu yang relatif lama (20-25 tahun) tersebut dipergunakan untuk mengukur berapa sebenarnya capaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang telah diraih. Pada PJP I misalnya, pertumbuhan ekonomi direncanakan mengalami peningkatan secara bertahap pada kisaran 6,2% pertahun. Pada PJP II, pertumbuhan ekonomi yang diharapkan menigkat 7,3%. Sasarannya adalah peningkatan pendapatan per kapita $2600 pada akhir PJP II (RPJNasional 2005-2025)
C.                 Apakah Paradigma Baru Kebijakan Pembangunan Ekonomi di Tingkat Daerah ?
Menurut Kuncoro, teori pembangunan yang ada selama ini memang belum berhasil menguoas secara tuntas mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi yang ada di daerah. Karena itulah sangat penting untuk melakukan perumusan ulang paradigma baru perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang lebih komprehensif, diperlukan suatu sintesis di antara berbagai pendekatan yang ada, sehingga bisa dihasilkan rumusan baru tentang paradigma baru pembangunan ekonomi didaerah secara lebih tepat.
Paradigma baru pembangunan ekonomi daerah mencakup hal berikut
1.      Pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi daerah bersangkutan, serta kebutuhan dan kemampuan daerah menjalankan pembangunan.
2.      Pembangunan daerah tidak hanya terkait dengan sektor ekonomi semata, melaikan keberhasilannya juga terkait dengan faktor lainnya seperti sosial, politik, hukum, budaya, birokrasi dan lainnya.
3.      Pembangunan dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan yang memiliki pengaruh untuk menggerakkan sektor lainnya secara cepat.
Di era otonomi, pembangunan ekonomi haruslah dilakukan secara serentak pada setiap sektor, walaupun untuk negara (daerah) berkembang, pembangunan ekonomi tidak dilakukan secara serentak (unbalanced growth) yaitu dengan menetapkan sektor unggulan, dimana sektor unggulan ini akan berimplikasi kedepan (forward linkages) dan hubungan kebelakang (backward linkages).
D.                 Apakah Paradigma Baru Pembanguan itu ?
Kalai pada model awal pembangunan yang ditekankan adalah perlunya kapitalisasi, kemudian dalam model distribusi sosial muncul kesadaran akan keadaan marginalitas yang dihasilkan oleh konsep pembangunan dengan arti pertumbuhan, maka kemudian tampil sejumlah pengulas teori pembangunan terutama yan berasal dari negara berkembang sendiri, seperti Amerika Latin yang meninjaunya dari sudut tekanan historis mengenai hubungan antara negara maju dengan negara terbelakang.
Bagi kelompok analis ini, yang menjadi masalah utama yang sebenarnya bukan terletak pada kuantitas oertumbuhan ekonomi (seperti yang diukur dengan presentase tingkat pertumbuhan pertahun), ataupun pada kualitas pertumbuhan sosial, melainkan pada kualitas dari proses pencapaian pertumbuhan itu sendiri.
Pandangan ini tetap mengakui pentingnya pembangunan ekonomi dan sosial, namun menurut mereka persoalan kunci adalah siapa yang mengendalikan pembangunan? Apakah negara-negara yang sedang membangun itu merupakan objek pembangunan, kendali tujuan berada di tangan seseorang di luar mereka atau mereka merupakan subjek pembangunan, yakni mengendalikan sendiri tujuan mereka itu. Dalam menjawab pertanyaan inilah kemudian muncul teori dependensi (ketergantungan) dan teori keterbelakangan (underdevelopment)
E.                  Apa dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi Nasional ?
Didalam Pembangunan Ekonomi yang berlangsung di suatu negara akan membawa dampak baik positif maupun negatif, didalam dampak ini harus diperhatikan oleh petinggi-petinggi negara agar menjadi sebuah acuan untuk menjadikan Perkembangan Ekonomi tersebut akan membaik.
Dampak positif tersebut diantaranya adalah
·         Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
·         Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
·         Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
·         Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan menjadi semakin beragam dan dinamis.
·         Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk dampak Negatif Pembangunan Ekonomi, diantaranya adalah
·         Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup
·         Industrilisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian
·         Pembangunan yang tidak merata keseluruh daerah mengakibatkan ke iri dengkian masyarakat.
 TUGAS STUDI KASUS ANALISA PROYEK DOWNLOAD DISINI

Minggu, 27 Maret 2016



MANUSIA
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk multi-dimensi yang berarti terdapat beberapa dimensi dalam diri manusia. Istilah Homo Socius yang diungkapkan oleh Aristoteles yang artinya manusia adalah makhluk sosial menunjukan bahwa manusia memiliki dimensi sosial dalam dirinya. Akan tetapi dalam diri manusia tidak hanya terdapat dimensi sosial saja, terdapat tiga dimensi lagi selain dimensi sosial yang membentuk diri manusia, yaitu dimensi fisik, mental dan spiritual.
Menjadi manusia seutuhnya dengan penyatuan dimensi lahir batin yang sama, ternyata bukanlah pekerjaan yang mudah. Barangkali mudah untuk diucapkan dan sulit untuk dilakukan. Kebanyakan orang hanya berhenti pada tatanan aturan-aturan lahiriah saja, melupakan aspek yang jauh lebih penting dalam hidupnya yaitu dimensi batin, sehingga yang terjadi adalah kekeringan spiritual dan terbatas pada kebahagiaan duniawi yang semu dan sesaat.
di dalam tubuh manusia terdapat jiwa dan di dalam jiwa terdapat hati dan roh. Jiwa tidak bisa ada tanpa adanya roh. Dalam ilustrasi tersebut, dapat dilihat bahwa inti dari hati adalah hati nurani. Hati nurani merupakan bagian terdalam dari hati, satu-satunya bagian diri yang mengetahui kebenaran sejati. Roh (diri sejati) tidak bisa ada tanpa adanya hati nurani.
Semasa kita hidup sebagai manusia, kesadaran fisik atau otak adalah lapisan luar dari kesadaran yang membungkus tingkat kesadaran yang lain. Meskipun kesadaran terdalam (jiwa dan roh) tahu apa yang terjadi, hanya kesadaran fisik yang dapat berinteraksi dengan lingkungan. Kesadaran yang lebih tinggi (jiwa dan roh) yang terletak di dalam, tidak memiliki kesempatan berinteraksi langsung dengan lingkungan, kecuali saat mengikuti ide atau keinginan dari tingkat kesadaran yang lebih tinggi dengan otak.
Begitu tubuh fisik berhenti bekerja, pusat kesadaran fisik (otak) pergi. Kesadaran jiwa, dengan hati dan jiwa di dalamnya, menjadi lapisan luar yang berinteraksi langsung dengan lingkungan. Kesadaran jiwa ini juga dikenal sebagai kesadaran perantara sebagai antarmuka antara manusia dan kesadaran roh agar roh dapat menggunakan tubuh fisik manusia untuk belajar di bumi sebagai manusia.

 Business analysis

Business analysis atau analisis bisnis adalah seperangkat tugas dan teknik yang digunakan untuk bekerja sebagai penghubung antara para pemangku kepentingan untuk memahami struktur, kebijakan, dan operasi dari suatu organisasi, dan merekomendasikan solusi yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Analisis bisnis mencakup memahami bagaimana organisasi berfungsi untuk mencapai tujuan mereka, dan mendefinisikan kapabilitas suatu organisasi untuk menyediakan produk dan layanan kepada para pemangku kepentingan eksternal. Ini meliputi definisi tujuan organisasi, bagaimana tujuan tersebut terhubung ke tujuan tertentu, menentukan program aksi sehingga suatu organisasi harus berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran, dan mendefinisikan bagaimana berbagai unit organisasi dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar itu saling berinteraks
Business Analysis Approach
Pendekatan analisis bisnis/business analyst approach adalah definisi dari pendekatan yang akan diambil untuk analisis bisnis dalam inisiatif tertentu. Pendekatan analisis bisnis dapat menentukan peran tim, deliverables, teknik analisis, waktu dan frekuensi interaksi pemangku kepentingan/stakholder, dan unsur-unsur lain dari proses analisis bisnis. Metodologi adalah suatu pendekatan/apporach analisis bisnis formal dan berulang. Ini termasuk keputusan tentang dimana aset proses dari organisasi akan diterapkan dan setiap keputusan yang dibuat tentang tailoring proses untuk situasi tertentu.
Business Analyst
Seorang business analyst atau analis bisnis harus menganalisis dan mensintesa informasi yang diberikan oleh sebagian besar orang-orang yang berinteraksi dengan bisnis, seperti pelanggan, staf, profesional TI, dan eksekutif. Para analis bisnis bertanggung jawab untuk memunculkan kebutuhan sebenarnya dari para pemangku kepentingan, tidak hanya menyajikan keinginan mereka . Dalam banyak kasus, analis bisnis juga akan bekerja untuk memfasilitasi komunikasi antara unit organisasi. Secara khusus, analis bisnis sering memainkan peran sentral dalam menyelaraskan kebutuhan unit bisnis dengan kapabilitas yang disampaikan oleh teknologi informasi, dan dapat berfungsi sebagai “penerjemah” antara kelompok tersebut.
Business requirements
Business requirements adalah high level statements dari tujuan, sasaran, atau kebutuhan perusahaan. Business requirements menjelaskan alasan mengapa proyek telah diprakarsai, tujuan bahwa proyek ini dapat tercapai, dan metrik yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilannya. Business requirements menggambarkan kebutuhan organisasi secara keseluruhan, dan bukan kelompok atau pemangku kepentingan di dalamnya. Business requirements dikembangkan melalui analisis perusahaan.
Stakeholder Requirements
Stakeholder requirements adalah pernyataan dari kebutuhan stakeholder tertentu atau pemangku kepentingan. Mereka menggambarkan kebutuhan dari pemangku kepentingan tertentu dan bagaimana pemangku kepentingan tersebut akan berinteraksi dengan solusi yang akan dikembangkan. Stakeholder berfungsi sebagai jembatan antara kebutuhan bisnis dan berbagai kelas persyaratan solusi yang akan dikembangkan. Stakeholder requirements dikembangkan melalui analisis kebutuhan.
Solution Requirements
Solution requirements menggambarkan karakteristik solusi yang memenuhi persyaratan bisnis dan persyaratan pemangku kepentingan/stakeholder. Solution requirements dikembangkan melalui analisis kebutuhan. Solution requirements sering dibagi menjadi beberapa sub kategori, terutama ketika persyaratan menggambarkan solusi perangkat lunak.
Functional Requirements
Functional requirements menggambarkan perilaku dan informasi yang akan dikelola oleh solusi yang akan dikembangkan. Functional requirements menggambarkan kapabilitas dari sistem dalam merespon operational-specific tasks.
Non Functional Requirements
Non functional requirements menangkap kondisi yang tidak secara langsung berhubungan dengan perilaku atau fungsi dari solusi yang akan dikembangkan, menggambarkan lingkungan kondisi dimana solusi harus tetap bekerja secara efektif. Mereka juga dikenal sebagai kualitas atau persyaratan tambahan. Ini mencakup persyaratan yang berkaitan dengan kapasitas, kecepatan, keamanan, ketersediaan dan arsitektur informasi dan presentasi dari user interface.
Transition Requirements
Transition requirements menggambarkan kemampuan harus dimiliki oleh sebuah solusi dalam rangka memfasilitasi transisi dari keadaan saat ini (as-is) perusahaan untuk keadaan masa depan (to-be) yang diinginkan. Transition requirements tidak akan diperlukan setelah transisi telah berjalan secara lengkap. Transition requirements dibedakan dari jenis persyaratan/requirements lain karena mereka selalu bersifat sementara dan mereka tidak dapat dikembangkan sampai kedua solusi as-is dan to-be
didefinisikan. Transition requirements biasanya mencakup konversi data dari sistem yang ada, celah keterampilan yang harus dibenahi, dan perubahan terkait lainnya untuk mencapai keadaan to-be yang diinginkan. Transition requirements dikembangkan melalui penilaian solusi dan validasi.
Untuk Tugas Mata Kuliah Analisa Bisnis Komputer Lanjutan 1
Download di sini
 DI POSTED http://bpratomo.com/business-analysis-analisis-bisnis/