Lando (Rizky Hanggono), frustrasi dan depresi karena
ditinggal tunangannya. Kalin (Dian Sastrowardoyo), gadis Bandung, terpaksa
pindah ke Jakarta ikut neneknya setelah orangtuanya meninggal. Ia bekerja
sebagai penjaga tiket busway. Suatu hari Lando iseng memotret pencopetan di bus
kota. Kameranya tanpa sengaja menangkap wajah Kalin. Lando terkesan. Atasannya
pun antusias melihat foto Kalin. Lando berusaha berkenalan dengan Kalin dan
menyatakan maksudnya. Kalin hanya tertawa, tapi ia tak bisa menolak ketika neneknya
masuk rumah sakit dan butuh biaya besar. Kalin menghiasi sampul majalah dan
menerima honor besar. Ia berterima kasih pada Lando.
Keduanya makin dekat, tapi
tiba-tiba Lando menolak Kalin dan minta tak menemuinya lagi. Kalin kecewa, tapi
Lando punya alasan: hidupnya tinggal sebentar karena kanker darah. Waktu
berlalu. Kalin menjadi super model, sementara Lando hanya bisa melihat dari
kejauhan. Kalin juga jadi sangat sibuk, sampai kematian neneknya menyadarkannya
bahwa materi tak bisa membahagiakan sang nenek. Kalin juga dihadapkan pada
lamaran Riza (M Gary Iskak), manajer yang melambungkannya. Ia tak mencintai
Riza, tapi tak enak menolaknya. Kebimbangannya bertambah ketika Lando hadir
kembali. Sayang kecelakaan membuat mata Kalin terancam buta. Lando mendampinginya
di rumah sakit, bahkan merelakan matanya didonorkan untuk Kalin. Akhir film
berbelok tajam: Kalin sembuh berkat donor mata dari seorang penggemar
fanatiknya yang dirawat di rumah sakit sama dan tak bisa tertolong nyawanya.
Kalin bisa menemui Lando kembali.