Business analysis
Business analysis atau analisis bisnis adalah seperangkat tugas dan
teknik yang digunakan untuk bekerja sebagai penghubung antara para
pemangku kepentingan untuk memahami struktur, kebijakan, dan operasi
dari suatu organisasi, dan merekomendasikan solusi yang memungkinkan
organisasi untuk mencapai tujuannya.
Analisis bisnis mencakup memahami bagaimana organisasi berfungsi
untuk mencapai tujuan mereka, dan mendefinisikan kapabilitas suatu
organisasi untuk menyediakan produk dan layanan kepada para pemangku
kepentingan eksternal. Ini meliputi definisi tujuan organisasi,
bagaimana tujuan tersebut terhubung ke tujuan tertentu, menentukan
program aksi sehingga suatu organisasi harus berusaha untuk mencapai
tujuan-tujuan dan sasaran, dan mendefinisikan bagaimana berbagai unit
organisasi dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar itu saling
berinteraks
Business Analysis Approach
Pendekatan analisis bisnis/business analyst approach adalah definisi
dari pendekatan yang akan diambil untuk analisis bisnis dalam inisiatif
tertentu. Pendekatan analisis bisnis dapat menentukan peran tim,
deliverables, teknik analisis, waktu dan frekuensi interaksi pemangku
kepentingan/stakholder, dan unsur-unsur lain dari proses analisis
bisnis. Metodologi adalah suatu pendekatan/apporach analisis bisnis
formal dan berulang. Ini termasuk keputusan tentang dimana aset proses
dari organisasi akan diterapkan dan setiap keputusan yang dibuat tentang
tailoring proses untuk situasi tertentu.
Business Analyst
Seorang business analyst atau analis bisnis harus menganalisis dan
mensintesa informasi yang diberikan oleh sebagian besar orang-orang yang
berinteraksi dengan bisnis, seperti pelanggan, staf, profesional TI,
dan eksekutif. Para analis bisnis bertanggung jawab untuk memunculkan
kebutuhan sebenarnya dari para pemangku kepentingan, tidak hanya
menyajikan keinginan mereka . Dalam banyak kasus, analis bisnis juga
akan bekerja untuk memfasilitasi komunikasi antara unit organisasi.
Secara khusus, analis bisnis sering memainkan peran sentral dalam
menyelaraskan kebutuhan unit bisnis dengan kapabilitas yang disampaikan
oleh teknologi informasi, dan dapat berfungsi sebagai “penerjemah”
antara kelompok tersebut.
Business requirements
Business requirements adalah high level statements dari tujuan, sasaran,
atau kebutuhan perusahaan. Business requirements menjelaskan alasan
mengapa proyek telah diprakarsai, tujuan bahwa proyek ini dapat
tercapai, dan metrik yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilannya.
Business requirements menggambarkan kebutuhan organisasi secara
keseluruhan, dan bukan kelompok atau pemangku kepentingan di dalamnya.
Business requirements dikembangkan melalui analisis perusahaan.
Stakeholder Requirements
Stakeholder requirements adalah pernyataan dari kebutuhan stakeholder
tertentu atau pemangku kepentingan. Mereka menggambarkan kebutuhan dari
pemangku kepentingan tertentu dan bagaimana pemangku kepentingan
tersebut akan berinteraksi dengan solusi yang akan dikembangkan.
Stakeholder berfungsi sebagai jembatan antara kebutuhan bisnis dan
berbagai kelas persyaratan solusi yang akan dikembangkan. Stakeholder
requirements dikembangkan melalui analisis kebutuhan.
Solution Requirements
Solution requirements menggambarkan karakteristik solusi yang memenuhi
persyaratan bisnis dan persyaratan pemangku kepentingan/stakeholder.
Solution requirements dikembangkan melalui analisis kebutuhan. Solution
requirements sering dibagi menjadi beberapa sub kategori, terutama
ketika persyaratan menggambarkan solusi perangkat lunak.
Functional Requirements
Functional requirements menggambarkan perilaku dan informasi yang akan
dikelola oleh solusi yang akan dikembangkan. Functional requirements
menggambarkan kapabilitas dari sistem dalam merespon
operational-specific tasks.
Non Functional Requirements
Non functional requirements menangkap kondisi yang tidak secara langsung
berhubungan dengan perilaku atau fungsi dari solusi yang akan
dikembangkan, menggambarkan lingkungan kondisi dimana solusi harus tetap
bekerja secara efektif. Mereka juga dikenal sebagai kualitas atau
persyaratan tambahan. Ini mencakup persyaratan yang berkaitan dengan
kapasitas, kecepatan, keamanan, ketersediaan dan arsitektur informasi
dan presentasi dari user interface.
Transition Requirements
Transition requirements menggambarkan kemampuan harus dimiliki oleh
sebuah solusi dalam rangka memfasilitasi transisi dari keadaan saat ini
(as-is) perusahaan untuk keadaan masa depan (to-be) yang diinginkan.
Transition requirements tidak akan diperlukan setelah transisi telah
berjalan secara lengkap. Transition requirements dibedakan dari jenis
persyaratan/requirements lain karena mereka selalu bersifat sementara
dan mereka tidak dapat dikembangkan sampai kedua solusi as-is dan to-be
didefinisikan. Transition requirements biasanya mencakup konversi data
dari sistem yang ada, celah keterampilan yang harus dibenahi, dan
perubahan terkait lainnya untuk mencapai keadaan to-be yang diinginkan.
Transition requirements dikembangkan melalui penilaian solusi dan
validasi.
Untuk Tugas Mata Kuliah Analisa Bisnis Komputer Lanjutan 1
Download di sini
DI POSTED http://bpratomo.com/business-analysis-analisis-bisnis/