MASALAH SOVER PARAMETER EXCEL
Pada posting sebelumnya telah kita pahami pentingnya kompetensi problem solving dalam kehidupan sehari-hari dalam menyelesaikan masalah termasuk masalah di proyek yang kompleksitasnya tinggi. Pada posting kali ini akan diberikan informasi mengenai dasar-dasar kompetensi problem solving.
Sejarah Awal
Proses pemecahan masalah secara
sistematis bermula dari John Dewey, seorang profesor filosofi di
Columbia University. Dalam bukunya tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga
seri penilaian yg terlibat dlm memecahkan masalah status kontroversi
secara memadai yaitu:
1. Mengenali kontroversi
2. Menimbang klaim alternatif
3. Membentuk penilaian
Pemahaman Dasar
Dalam rangka mempercepat pemahaman dalam
rangka aplikasi metode problem solving yang efektif di proyek, berikut
diberikan definisi terkait dengan Problem Solving:
- Gejala adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah. Sangat sering para manajer melihat gejala dari pada masalah. Gejala menarik perhatian manajer melalui lingkaran umpan balik. Namur gejala tidak mengungkapkan seluruhnya, bahwa suatu masalah adalah penyebab dari suatu persoalan, atau penyebab dari suatu peluang.
- Masalah adalah jarak yg membentang antara keadaan sekarang vs tujuan yg hendak dicapai / suatu kondisi yg berpotensi menimbulkan kerugian luar biasa / keuntungan luar biasa. Masalah terdiri dari:
1. Masalah terstruktur terdiri dari elemen2 dan hubungan2 antar-elemen yg semuanya dipahami oleh pemecah.
2. Masalah tak terstruktur berisikan elemen2 atau hubungan2 antar elemen yg tdk dipahami oleh pemecah masalah.
3. Masalah semi-terstruktur adalah
masalah yang berisi sebagian elemen2 atau hubungan yg dimengerti oleh
pemecah masalah. Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit
permasalahan yg sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak
terstruktur. Sebagaian besar adalah masalah semi-terstruktur.
- Setiap problem / masalah berisi tiga ciri :
1. The initial state (keadaan awal) : menggambarkan situasi dimulainya dari problem.
2. The goal state (mencapai tujuan) : tujuan tercapai bila anda menyelesaikan masalah.
3. The obstacles
(tantangan) : menggambarkan pembatasan yang membuat sulit
memulai/meneruskan dari keadaan awal ke tujuan. Tantangan adalah
hipotesis problem yang seharusnya mengikuti
Bentuk Berfikir Problem Solving
Dalam proses analisa situasi, dibutuhkan pula proses berfikir / transfer of training
sebab pada hakikatnya berfikir adalah sebuah latihan yg dilakukan
secara terus menerus sehingga kerangka logis dan kebiasaan kerja keras
dalam berfikir dapat berakibat pada kemajuan berfikir untuk bidang lain.
Adapun bentuk2 berfikir dalam hubungannya dengan proses pemecahan
masalah:
1. Berfikir dengan pengalaman, pada bentuk ini seseorang lebih banyak menghimpun pengalaman2 dlm menyelesaikan masalah.
2. Berfikir representative, pada bentuk ini proses berfikir sangat tergantung pada tanggapan dan ingatan2 saja.
3. Berfikir creative,
bentuk ini menekankan pentingnya menghasilkan temuan2 baru dgn
menggunakan metode2 yg telah ada /dgn mengajukan metode baru yg lebih
cocok.
4. Berfikir reproduktif, metode ini dengan memikirkan kembali dan mencocokkan dengan sesuatu yg telah terfikirkan sebelumnya.
5. Berfikir rasional, dalam menghadapi masalah maka dibutuhkan proses berfikir logis atau menggunakan keaktifan logis.
Berfikir kreatif tidak dimiliki sejak
lahir, tapi akan didapat dan ditingkatkan melalui suatu latihan
langsung. Otak adalah sebuah mobil yg didesign bagus, tapi perlu
pengemudi yg terlatih, efektif & efisien.
Gaya / Style Terhadap Masalah
Pimpinan dapat dibagi dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan masalah (problem solving styles), yaitu bagaimana mereka menghadapi masalah.
1. Penghindar masalah (problem avoider). Pemimpin
kelompok ini mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua
baik-baik saja. Berusaha menghalangi kemungkinan masalah dgn mengabaikan
informasi / menghindarinya sepanjang perencanaan.
2. Pemecah masalah (problem solver).
Pemimpin jenis ini tidak mencari masalah, tetapi juga tidak
menghindarinya. Jika timbal statu masalah, maka masalahnya akan
diselesaikan.
3. Pencari masalah (problem seeker). Pemimpin jenis ini biasanya dapat menikmati pemecahan masalah dan selalu mencarinya.
Tujuh Kerangka Berpikir Problem Solving
Ada tujuh kerangka berfikir dalam problem solving, yaitu:
1. Originalitas dan Kemandirian, pendekatan
originalitas dan kemandirian ini menjadi dasar agar tidak selalu
bertitik tolak pada permasalahan biasa, tetapi masuk pada kondisi untuk
mencari sesuatu yg baru dalam pemecahan masalah.
2. Menentukan Target, menentukan
target yg tepat dan berkonsentrasi kepadanya dengan menyortir kegiatan2
yang berhubungan langsung dengan target tersebut.
3. Memecahkan Masalah Berulang-ulang, embuat
model permasalahan, melakukan simulasi, dan mencoba model tersebut
kepada permasalahan yg lain, lalu mensimulasinya kembali secara
berulang2, sehingga jawaban dari permasalahan yg terjadi memiliki sifat
stabil.
4. Memiliki Sistem Khusus, keberhasilan
memecahkan suatu masalah akan memunculkan masalah lain. Hal ini karena
satu masalah yg kita hadapi adalah bagian dari sistem permasalahan yg
integral, sehingga diperlukan sistem pemecahan masalah yg mencakup
keleluasaan elemen dan dimensi permasalahan yg sedang dihadapi.
5. Mengumpulkan Informasi yg Akurat, informasi
yg akurat menentukan keberhasilan pemecahan masalah. Ini termasuk
keahlian dlm mencari & meracik berbagai informasi yg didapatkan.
6. Orientasi kepada Orang Lain, pemecahan
suatu masalah harus bersifat universal, sehingga setiap orang yg
memiliki permasalahan yg sama bisa memecahkan masalah dengan menggunakan
pendekatan yg pernah dilakukan pendahulunya.
7. Memperbaiki Jadwal dan Program Kerja, kunci
dalam memecahkan masalah yaitu menentukan tujuan atau target yg lebih
besar, lalu menentukan pembaharuan sebagai antisipasi kemungkinan
terjadinya masalah baru, lalu dilakukan dengan keyakinan dan manajemen
yg baik.
Langkah Sistematis Problem Solving
Terdapat beberapa langkah yang sistematis dalam problem solving, yaitu:
1. Tetapkan Tujuan
2. Tulis / petakan permasalahan yg ada
3. Cari akar permasalahan yang mungkin
4. Kembangkan hipotesis
5. Tetapkan analisis dan informasi yang diperlukan untuk menguji hipotesis
6. Kembangkan berbagai alternatif solusi
7. Seleksi alternatif solusi
8. Susun prioritas tindakan
9. Kembangkan rencana implementasi
Untuk Bahan Download File Sover