Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi tak
dapan lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan ekonomi
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar
proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksut dengan pertumbuhan ekonoi adalah
proses kenaikan produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Selanjutnya pembangunan
ekonomi diartikan sebagai proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk
meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan
dengan pembangunan ekonomi.
1. Pembangunan sebagai suatu proses
Artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap yang
harusdijalani oleh setiap masyarakat atau bangsa.
2. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan pendapatan perkapita
Artinya sebagai suatu usaha pembangunan merupakan tindakan
aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan
pendapatan perkapita.
3. Peningkatan pendapatan perkapita
harus berlangsung dalam jangka panjang
Artinya suatu perekonomian dapat
dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka
panjang cenderung menigkat.
A.
Bagaimana
peristiwa reformasi paradigma ekonomi di masa yang lalu ?
Sabtu 12
Februari 2011, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Ir. Hatta
Radjasa menyampaikan materi kuliah umum yang bertempat di Aula Barat ITB. Dalam
kesempatan itu, beliau menyampaikan kuliah umum dengan tema “Peluang dan
Tantangan Ekonomi dan Geopolotik Indonesia”.
Beliau
menyampaikan visinya yang berupa Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia selama
beberapa tahun belakangan ini, yang telah mengalami beberapa kali reformasi
dalam segala bidang, salah satunya ekonomi.
Yang
diawali pada tahun 1997, terjadi peristiwa reformasi yang menyebabkan
perekonomian luluh lantak hingga mencapai titik terendah dalam sejarah
perekonomian bangsa. Luluh lantaknya perekonomian pada masa ini, hampir
menyebabkan terpecahnya Indonesia menjadi negara Balkan.
Sejalan
dengan reformasi Indonesia, perekonomian Indonesia pun bereformasi dari sistem
perekonomian otoriter menjadi demokrasi, dari perekonomian sentralisasi menjadi
desentralisasi.
Sampai
tahun 2004, walaupun belum menunjukkan kepulihan total, perekonomian Indonesia
mulai merangkak perlahan menuju kondisi yang lebih baik. Hampir seluruh
pendapatan negara pada waktu itu digunakan untuk membayar hutang. Tingkat
kemiskinan dan pengangguran meningkat tajam.
Pada tahun
2010, perekonomian tumbuh semakin baik, bakan beberapa melebihi target yang
ditetapkan. Hutang mulai berkurang, meskipun tingkat kesenjangan masih tinggi.
Visi 2025 sebagai paradigma baru perekonomian Indonesia, akan lebih
berkonsentrasi pada perekonomian yang berbasis nasional dan sumber daya alam.
Selama ini, Indonesia adalah negara yang mengandalkan sumber daya alam bahan
mentah sebagai pemasukan utamanya. Indonesia hanya menjual sumber daya tersebut
ke negara asing.
Sumber daya alam yang selama ini hanya sebagai sumber devisa, akan
menjadi pusat utama industri dan pertumbuhan ekonomi yang sepenuhnya untuk
kepentingan nasional. Seluruh sumber daya alam akan diolah dan diproduksi di
dalam negeri. Tidak hanya di pulau Jawa, tetapi juga di seluruh pulau di
Indonesia dengan membangun kluster-kluster industri.
Guna mewujudkan Visi 2025 ini, bangsa kita masih harus menghadapi tantangan,
antara lain: kesenjangan pembangunan antar wilayah dan infrastruktur yang
terbatas. Namun di sisi lain, kita memiliki sumber daya manusia yang melimpah
dan kekayaaan sumber daya alam sebagai modal awal.
Sayangnya kualitas manusia Indonesia masih harus ditingkatkan untuk dapat
menggali potensi sumber daya alam. Di sinilah peran institusi pendidikan
seperti Institut Teknologi Bandung, sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta inovasi, untuk mencetak manusia yang berkualitas, berinovasi,
dan kreatif, sehingga dapat menggerakkan roda industri dan ekonomi Indonesia.
B.
Apa
Kebijakan Pembangunan Nasional ?
Pembangunan di Indonesia senantiasa
diarahkan agar perekonomian Indonesia mengalami akselerasi pertumbuhan yang
tinggi, baik pada Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I) maupun Pembangunan
Jangka Panjang Kedua (PJP II). Pemerintah Indonesia berpedoman bahwa persoalan
pertumbuhan ekonomi adalah masalah ekonomi jangka panjang, sehingga mesti
diletakkan dalam setiap kerangka pembangunan jangka panjang. Jangka waktu yang
relatif lama (20-25 tahun) tersebut dipergunakan untuk mengukur berapa
sebenarnya capaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang telah diraih. Pada PJP I
misalnya, pertumbuhan ekonomi direncanakan mengalami peningkatan secara
bertahap pada kisaran 6,2% pertahun. Pada PJP II, pertumbuhan ekonomi yang
diharapkan menigkat 7,3%. Sasarannya adalah peningkatan pendapatan per kapita
$2600 pada akhir PJP II (RPJNasional 2005-2025)
C.
Apakah
Paradigma Baru Kebijakan Pembangunan Ekonomi di Tingkat Daerah ?
Menurut
Kuncoro, teori pembangunan yang ada selama ini memang belum berhasil menguoas
secara tuntas mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi yang ada di
daerah. Karena itulah sangat penting untuk melakukan perumusan ulang paradigma
baru perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang lebih komprehensif, diperlukan
suatu sintesis di antara berbagai pendekatan yang ada, sehingga bisa dihasilkan
rumusan baru tentang paradigma baru pembangunan ekonomi didaerah secara lebih
tepat.
Paradigma baru pembangunan ekonomi
daerah mencakup hal berikut
1. Pembangunan dilakukan dengan
mempertimbangkan potensi daerah bersangkutan, serta kebutuhan dan kemampuan
daerah menjalankan pembangunan.
2. Pembangunan daerah tidak hanya
terkait dengan sektor ekonomi semata, melaikan keberhasilannya juga terkait
dengan faktor lainnya seperti sosial, politik, hukum, budaya, birokrasi dan
lainnya.
3. Pembangunan dilakukan secara bertahap
sesuai dengan skala prioritas dan yang memiliki pengaruh untuk menggerakkan
sektor lainnya secara cepat.
Di era otonomi,
pembangunan ekonomi haruslah dilakukan secara serentak pada setiap sektor,
walaupun untuk negara (daerah) berkembang, pembangunan ekonomi tidak dilakukan
secara serentak (unbalanced growth) yaitu dengan menetapkan sektor unggulan,
dimana sektor unggulan ini akan berimplikasi kedepan (forward linkages) dan
hubungan kebelakang (backward linkages).
D.
Apakah Paradigma Baru Pembanguan itu
?
Kalai pada model awal pembangunan
yang ditekankan adalah perlunya kapitalisasi, kemudian dalam model distribusi
sosial muncul kesadaran akan keadaan marginalitas yang dihasilkan oleh konsep
pembangunan dengan arti pertumbuhan, maka kemudian tampil sejumlah pengulas
teori pembangunan terutama yan berasal dari negara berkembang sendiri, seperti
Amerika Latin yang meninjaunya dari sudut tekanan historis mengenai hubungan
antara negara maju dengan negara terbelakang.
Bagi kelompok analis ini, yang
menjadi masalah utama yang sebenarnya bukan terletak pada kuantitas oertumbuhan
ekonomi (seperti yang diukur dengan presentase tingkat pertumbuhan pertahun),
ataupun pada kualitas pertumbuhan sosial, melainkan pada kualitas dari proses
pencapaian pertumbuhan itu sendiri.
Pandangan ini tetap mengakui
pentingnya pembangunan ekonomi dan sosial, namun menurut mereka persoalan kunci
adalah siapa yang mengendalikan pembangunan? Apakah negara-negara yang sedang
membangun itu merupakan objek pembangunan, kendali tujuan berada di tangan
seseorang di luar mereka atau mereka merupakan subjek pembangunan, yakni
mengendalikan sendiri tujuan mereka itu. Dalam menjawab pertanyaan inilah
kemudian muncul teori dependensi (ketergantungan) dan teori keterbelakangan
(underdevelopment)
E.
Apa dampak
Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi Nasional ?
Didalam Pembangunan Ekonomi yang berlangsung
di suatu negara akan membawa dampak baik positif maupun negatif, didalam dampak
ini harus diperhatikan oleh petinggi-petinggi negara agar menjadi sebuah acuan
untuk menjadikan Perkembangan Ekonomi tersebut akan membaik.
Dampak positif tersebut diantaranya
adalah
·
Melalui
pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih
lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
·
Adanya
pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan
oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
·
Terciptanya
lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa
memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
·
Melalui
pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari
struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan
ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan menjadi semakin beragam dan dinamis.
·
Pembangunan
ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan
ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian,
akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk dampak Negatif
Pembangunan Ekonomi, diantaranya adalah
·
Adanya
pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya
kerusakan lingkungan hidup
·
Industrilisasi
mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian
·
Pembangunan
yang tidak merata keseluruh daerah mengakibatkan ke iri dengkian masyarakat.TUGAS STUDI KASUS ANALISA PROYEK DOWNLOAD DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar